BLONTHENG
BLONTHENG LHE …
Oleh
: Wilis Palupi
Sore itu Jon Koplo
dan temannya- temannya pulang lebih awal untuk menghadiri acara halal bi halal
yang akan di laksanakan, jadi sebelum mereka pulang mereka sempat membantu
persiapa segala sesuatunya untuk acara malam nanti.
Setibanya di rumah Jon Koplo
yang sudah begitu semangat untuk mengikuti halal bi halal langsung tanya sama
Genduk Nicole, istrinya yang kebetulan sedang masak di dapur.
“Nduk,
baju, jaket dan celana levis-ku sudah kamu setrika apa belum? Waduh sepatu
sendalnya belum di setrika ya?!” gerutunya. Mendengarnya Genduk Nicole yang
lagi repot-repotnya di dapur menjawab dengan uring-uringan
”
Sudah Mas, wong ya acaranya masih jam 8 malam jam segini sudah geger lho.
Jangan-jangan punya sir-siran baru, kelihatan semangat gitu !”
“Gini lho Nduk, kalau Ma
Koplo mu tampil ganteng kan kamu juga yang dapat nama, “Wah suaminya Mbak Nicole
makin keren ya …” kamu jug arak yang bangga to ?
Genduk Nicole Cuma mesam-
mesem ndengernya.
“Langite
tambah mendung lho Mas, jangan lupa bawa mantel ya kuwi wes tak cepakna nang meja” Jon Koplo yang
masih asyik ngelap motor lalu clingak
clinguk melihat langit.
“Wah,
iya ki Nduk, piye ki?” Jon Koplo ni orang yang anti banget pakai mantol, nggak
keren katanya. Karena itulah seringnya Jon Koplo nekat saja, pilih kehujanan
dari pada harus pakai mantol hujan, kecuali kalau lagi harus pergi dengan
Genduk Nicole anak mereka. Tapi kali ini karena acaranya lumayan resmi bahkan
perwakilan kantor pusat tempatnya bekerja hadir pula, Jon Koplo jadi
mikir-mikir, nggak mungkin dating njedhindil. Karena itu walaupun acara halal
bi halal masih satu jam lagi, Jon Koplo kelihatan sudah necis dengan kaos dan
celana panjang baru, sandal sepatu serta motor bebeknya yang kelihatan
kinclong. “Pokoke mending teko ndisik dari pada kudhanan”, katanya dalam hati,
mantap.
Ndilalah saat Jon Koplo mau
brangket makbress… hujan turun deras
sekali, Genduk Nicole pun mulai rebut “Mas kalau mau berangkat yo pakai mantol,
mosok yo arep udan-udan,’, katanya sambil menenteng mantol.
“Wes
nduk, nanti dulu saja biar agak reda, eman-eman motor ewes kinclong ngene. Biar
telat asal ra kudhanan’, katanya lagi.
Setelah lama menunggu hujan
mulai reda, walaupun masih gerimis. Melihat suaminya ready mau berangkat,
Genduk Niole lagi-lagi mengingatkan memberikan mantol hujan pada Jon Koplo.
Tapi dasar sudah anti, Jon Koplo tetap menolak saat nyetater motornya Jon Koplo meras m,asih ada yang kurang, dan baru
ingat dengan jaket lepis yang dibelinya beberapa hari yang lalu.
‘’Oya
nduk,tulung ambilna jaket lepis biru. Wah… mesti cocok banget ki.’’
Genduk
Nicole lagi uring-uringan bukan saja
karena mantol tapi karena jon koplo yang lagi-lagi sok kepengen bikin kejutan pada genduk Nicole membelikan
jaket baru, padahal karena kebesaran dan modelnya akhirnya ya dipakai sendiri sama
Jon Koplo.
Tapi
saat Jon Koplo mau berangkat Genduk Nicole kembali mengingatkan, “Mas, masih gerimis
gini, mending pakai mantel ya”.
Kali ini Jon Koplo yang
ganti uring-uringan karena terus
dipaksa pakai mantel, “Wis ta, wong Cuma gerimis, aku juga pakai jaket gini
kok!” Jong Koplo pun langsung cabut. Sampai di tengah jalan tiba-tiba hujan makbress lagi turun deras., karena tidak
ada tempat berteduh Jon Koplo terus saja memacu motornya karena jarak dengan
kantor tempatnya bekerja tidak jauh lagi, “Wah
untung nganggo jaket”, batinnya saat itu.
Sampai
kantor ternyata acara memang baru saja dimulai. Beberapa orang sempat bertanya
kenapa Jon Koplo tidak pakai mantel hujan. Jon Koplo hanya mesam mesem . setelah menyalami beberapa teman yang duduk di depan
kantor Jon Koplo yang datang belakangan masalh dapat tempat dalam bersebelahan
dengan Tom Gembus. Saat Jon Koplo melepas jaket, Tom gembus yang duduk tepat
sebelah Jon Koplo bertanya dengan nada tinggi, “Lho Plo, kaos putihmu kok blontheng-blontheng biru ngene?”
mendengarnya spontan pula semua orang yang ada di ruangan itu melihat kea rah Jon
Koplo yang terlihat mulai salah tingkah.
Tom
Gembus yang masih penasaran spontan pula memegangi baju Jon Koplo di lengan dan
di pundak. “Oalah Plo, kaosmu kelunturan jaket ki, sing mburi ngisor we utuh
kok putihe”’, kata Tom Gembus dengan nada tak bersalah.
Spontan
pula seisi ruangan kemekelen mendengarnya.
Jon Koplo pun harus rela menahan malu sampai acara selesai karena hujan yang
makin deras. “Duh… duh… rekake nggaya kok
malah blontheng-blontheng, kisinan
ngene’, batin Jon Koplo merasa bersalah juga pada Genduk Nicole.
Komentar
Posting Komentar